Sabtu, 20 April 2013

Kertas Kerja Audit



KERTAS KERJA AUDIT

Kertas kerja audit adalah Kertas-kertas yang dibuat dan  dikumpulkan oleh auditor  selama melakukan pekerjaan pemeriksaan, mengenai prosedur audit, hasil pengujian, hasil perhitungan, informasi-informasi yang diperoleh dan kesimpulan-kesimpulan yang dibuat, Sebagai media penghubung  antara catatan auditan dengan laporan audit.
Contoh KKA: memo, hasil analisis, surat-surat konfirmasi, hasil perhitungan, dan komentar yang dibuat/diperoleh auditor.
Tujuan Pembuatan KKA :
ü  Memberi dukungan yang prinsipial terhadap opini auditor dalam laporan audit.
ü  Sebagai alat koordinasi, pengorganisasian dan kontrol atas pelaksanaan tahapan seluruh audit.
ü  Sebagai bukti bahwa audit telah dilakukan sesuai standar auditing.
ü  Sebagai pedoman pelaksanaan audit berikutnya.
Komponen KKA terdiri dari Judul, Nomor Indeks, Simbol, Tandatangan.
Faktor – Faktor Yang Harus Diperhatikan Dlm Pembuatan KKA
  1. Lengkap, berisi informasi yang poko tanpa tambahan penjelasan secara lisan.
  2. Teliti, ketelitian penulisan dan perhitungan agar kertas kerja bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan.
  3. Ringkas, informasi (ringkasan dan penafsiran) disajikan secara relevan dan yang pokok saja.
  4. Jelas, menghindari istilah arti ganda dan informasi disajikan secara sistematik.
  5. Rapih, Kerapian dalam kertas kerja guna membantu auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan stafnya, serta memudahkan informasi dari kertas kerja tersebut.
Prinsip Umum Pembuatan KKA
  1. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
  2. Hindari salin-menyalin yang tidak perlu.
  3. Keterangan-keterangan lisan harus dibuktikan dengan pengajuan pertanyaan.
  4. Jangan meninggalkan pertanyaan tanpa ada jawaban yang jelas.
  5. Menulis semua masalah-masalah yang relevan.
Tipe KKA


  1. Program audit (audit program)
  2. Neraca lajur
  3. Ringkasan jurnal penyesuaian dan reklasifikasi
  4. Daftar utama (lead schedule atau top schedule)
  5. Daftar pendukung (Supporting Schedule)
  6. Memo


Index pada kertas kerja
Index dibuat setelah sutau pekerjaan audit selesai dilakukan, berguna untuk memudahkan mencari informasi yang dibutuhkan. Index berupa index, sub-index, index silang. Metode pembuatan index yaitu Index angka, Index kombinasi angka dan huruf serta indeks angka berurutan.
Susunan KKA


  1. Draf laporan audit
  2. Laporan keuangan auditan
  3. Ringkasan informasi
  4. Program audit
  5. Ringkasan jurnal penyesuaian dan reklasifikasi
  6. Neraca lajur
  7. Daftar utama
  8. Daftar pendukung



Material dan Risiko




MATERIALITAS DAN RISIKO


         I.            MATERIALITAS
a)      Pengertian
materialitas adalah jumlah atau besarnya kekeliruan atau salah saji dalam informasi akuntansi yang dalam kondisi yang bersangkutan, dapat mempengaruhi pertimbangan pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan.
b)      Pentingnya Materialitas:
·         Untuk merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan audit.
·         Mempengaruhi penerapan standar auditing
·          Pertimbangan untuk menentukan sifat, saat  dan luas audit.
c)      Langkah penetapan materialitas
ü  Menentukan pertimbangan awal mengenai materialitas.
jumlah maksimum suatu salah saji dalam laporan keuangan yang dianggap tidak mempengaruhi pengambilan keputusan dari pemakai. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan:
Faktor Utama :
·         Materialitas merupakan konsep yang relatif, bukan absolut.
·         Beberapa dasar yang dibutuhkan untuk menetapkan materialitas.
      Faktor-faktor kualitatif
·         Jumlah karena ketidakberesan dipandang lebih penting dari kekeliruan.
·         Kekeliruan yang kecil dipandang material jika berkaitan dengan kewajiban kontrak.
·         Kekeliruan dapat menjadi material apabila mempengaruhi kecenderungan laba.
ü  Mengalokasikan pertimbangan awal mengenai materialitas pada segmen-segmen.
Bahan bukti dikumpulkan berdasarkan segmen-segman dari laporan keuangan. Auditor dapat mengalokasikan materialitas baik pada akun neraca maupun laba rugi, namun ke neraca lebih layak karena komponennya lebih sedikit.
ü  Estimasi Salah Saji dan Perbandingan .
ü  Estimasikan kekeliruan gabungan
ü  Bandingkan estimasi gabungan dengan pertimbangan awal mengenai materialitas
      II.            RISIKO
a)      Pengertian
Risiko adalah suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit, misalnya mengenai kompetensi bahan audit, efektivitas struktur pengendalian intern klien dan apakah laporan keuangan memang telah disajikan secara wajar setelah audit selesai.
b)      Pentingnya resiko
Penting untuk merencanakan dan evaluasi pekerjaan audit.
c)      Model risiko
ü  Risiko bawaan
Merupakan faktor kerentanan laporan keuangan terhadap kekeliruan yang material, dengan asumsi tidak ada pengendalian intern (kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material).
ü   Risiko Pengendalian
Risiko Pengendalian adalah ukuran penetapan auditor akan adanya salah saji dalam segmen audit yang melewati batas toleransi, yang tidak terdeteksi atau tercegah oleh struktur pengendalian intern klien. risiko salah saji material suatu asersi karena efektivitas  SPI.
ü  Risiko Deteksi
Risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material suatu asersi.
d)     Hubungan antar komponen risiko
AR            = IR X CR X DR
DR            = AR : (IR X CR)
Keterangan :
                 AR = risiko audit (audit risk )
                        DR = risiko penemuan/deteksi (detections risk )
                        IR = risiko bawaan (inherent risk )
                        CR = risiko pengendalian (control risk)
   III.            STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN
1.      Primarily substantive approach
      a. Pengujian substantif lebih diutamakan
      b. Pengujian pengendalian lebih sedikit
2. Lower assessed level of control risk approach
      a. Pengujian pengendalian lebih diutamakan
      b. Pengujan substantif tak terlalu luas